Pages

Jumat, 27 April 2012

Kepemimpinan



Kepemimpinan

Hukum Allah (Sunatullah) telah menetapkan bahwa dalam setiap jenis makhluk yang diciptakan Allah, pasti ada yang memimpin dan ada yang di pimpin. Ada yang mengatur da ada yang diatur Hal itu agar pemikiran-pemikiran tidak tumpang tindih dan keinginan keinginan tidak bersimpang siur, yang mengakibatkan keretakan kerukunan, putus tali kasih sayang, pudar persatuan dan kesatuan.
        Setiap golongan yang tidak memiliki pemimpin yang bisa mereka jadikan tempat mengadukan kesulitan kesulitan mereka itu, sama halnya mereka sedang naik kuda (kendaraan) yang liar dan nakal, pada malam hari yang gelap gulita (dalam keadaan panik dan bingung mengatasi kesulitan yang di hadapi)
        Apabila roh berfungsi sebagai ketegakan (kehidupan) rasa, maka para pemimpin setiap bangsa adalah roh persatuan mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Apabila para pemimpin itu rusak, maka rusaklah umat atau bangsa itu, dan jika mereka baik, maka umat atau bangsa itu menjadi baik juga. Karena, umat akan berdiri tegak, kokoh dan sejahtera, manakala pemimpin pemimpin umat itu menggerakkannya. Jika mereka (umat) sedang loyo, lalu mereka meluruskanya ketika bengkok, menarik tanganya ketika mereka (umat jatuh dan membibingnya ketika sedang sesat.

        Pemimpin itu belum bisa di anggap sebagai pemimpin yang sejati, kecuali dia telah memenuhi syarat syarat kepemimpinan, yakni berpikiran cerdas, berwawasan luas , baik pendapatnya, bisa mengendalikan diri, perkasa, bersih atau tulus hatinya, baik prilakunya,dermawan, banyak memberikan bantuan keuangan demi kesejahteraan umat dan giat menyebarkan ilmu pengetahuan keseluruh pelosok tempat tinggal umat. Barangsiapa yang jejak perjalananya seprti itu dan sanggup memikul tanggung jawab yang berat sebagaimana tersebut, maka dia baru bisa di sebut sebagai ‘’tokoh pemimpin sejati’’. Jika ada orang yang tidak mmemenuhi syarat syarat tersebut  untuk menjadi pemimpin mengaku pintar ingin menjadi pemimpin , karena gila pangkat semata.

        Banyak sekali orang yang akalnya berebut menjadi pemimpin, padahal mareka tidak memenuhi syarat syarat menjadi pemimpin sedikit pun. Mereka itu tidak sadar, bahwa pemimpin bangsa itu sebenarnya adalah juru bicara yang menyuarakan hati nurani rakyat, pemikir mereka, tempat pengaduan rakyat ketika merekan menghadapi kesulitan dan pelindung mereka ketika dalam keadaan bahaya, tempat meminta pertolongan saat di anda krisis dan sebagai tempat sandaran rakyat di waktu mereka menghadapi persoalan besar.
        Setiap umat memiliki periode periode yang dalam periode  itu mereka tidak dipimpin, kecuali oleh pemimpin pemimpin yang tulus, pemimpin pemimpin yang baik dan reformis. Kemudian, masa berubah dan periode kepemimpinan itu turut berubah, dan keadaan berbaik. Umat  itu pun akhirnya dipimpin oleh orang orang yang fasik, rendah budi pekertinya, tidak ambil pusing dengan kebodohan dan kemaksiatan, lacur, bodoh dan menjadi pengikut pengikut setan.
Ingatlah, bahwa jaman itu berputar, umat atau bangsa (timur) telah bangun dari tidurnya  dan telah bangkit. Sadar dari kelalaianya, mereka tidak rela terus menerus menjadi tawanan orang yang berusaha menghancurkan dan  memperbudakinya. Mereka tidak mengakui pemimpin, kecuali yang berjiwa reformis dan baik, yang rela mati demi kehidupan umat, senang atau susah payah demi kemampuan umat dan sanggup hidup sengsara demi kebahagiaan umat.
        Majulah, wahai generasi muda, untuk menuntut ilmu secara sempurna, berpegang teguhlah dengan akhlak mulia dan rajinlah beramal saeh dengan bimbingan akal yang sehat, agar engkau kelak menjadi pemimpin bangsamu dan kepala dalam keluargamu.
        Waspadalah terhadap bisikan hatimu untuk bermbisi memegang jabatan pemimpin atau rayuan yang merayumu dengan keenakan memegang jabatan kepemimpinan. Sedangkan engkan belum layak mendudukinya, engkau justu akan menjerumuskan umatmu kejurang kesengsaraan dan engkau sendiri menjadi hina dina.
Suatu bangsa takkan hidup tanpa pemimpin ;
Dan tidak gunanya pemimpin, jika orang orang bodoh tampil menjadi pemimpin
Rumah takkan bisa menjadi tegak tanpa pilar
Dan tiada arti pilar yang berdiri tanpa dasar
Jika lengkap dasar dan pilar-pilar;
Maka suatu saat rakyat itu sampai pada apa yang di harapkan.

                                    

0 komentar:

Posting Komentar